Pages

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 07 November 2012

SARKOMA



SARKOMA
A.  Definisi Sarkoma
Sarkoma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel – sel yang tumbuh terus – menerus secara tidak terbatas / berlebihan (proliferasi), tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh,yang berasal dari jaringan mesodermal (Tjarta, Achmad. 1973). Sarkoma merupakan tumor ganas (kanker) Makroskopik jaringan sarkoma homogen, menyerupai daging (sark = daging) atau menyerupai subsantia alba otak bila sarkoma itu lebih seluler. Berlainan dengan karsinoma maka sarkoma tumbuhnya lebih ekspansif daripada infiltratif sehingga merupakan tonjolan dengan batas – batas yang masih jelas.



Konsistensinya berbeda – beda, tetapi yang sering biasanya lunak, seperti jaringan otak. Sarkoma sering mengalami degenerasi mukoid atau miksomatosa, nekrosis dan perlunakan. Yang paling sering ialah terjadinya perdarahan akibat banyaknya pembuluh darah berdinding sangat tipis. Gambaran histologik seperti karsinoma, sarkoma pun terdiri atas sel – sel tumor dan stroma. Sarkoma yang berdiferensiasi buruk , sel – selnya lebih banyak, sedangkan stromanya hanya sedikit. Bila diferensiasi lebih baik, maka jumlah stromanya lebih banyak. Stroma ini berbede – beda, tergantung kepada jenis jaringan asalnya. Osteogenic sarcoma terdiri atas jaringan osteoid, sedangkan pada fibrosarcoma stromanya terdiri atas serabut kolagen atau retikulin. Hakekat perbedaan sarkoma dengan karsinoma :
B.  Etiologi Sarkoma
Bahan – bahan yang dapat menyebabkan terbentuknya kanker disebut karsinogen. Menurut jenisnya karsinogen dapat berupa :
1.      bahan kimia
2.       virus
3.      karsinogen fisik
4.       hormon

Melihat asalnya maka karsinogen ini dapat berasal dari luar tubuh atau eksogen seperti karsinogen kimiawi, virus dan fisik. Dapat pula berasal dari dalam tubuh atau endogen seperti hormon sex
1.    .Karsinogen kimiawi.
Tentang etiologi kanker, mula – mula dikemukakan oleh Sir Percival Pott pada tahun 1775 bahwa kanker kulit banyak ditemukan pada orang – orang yang pekerjaannya sering berhubungan dengan jelaga, yaitu orang – orang yang pekerjaannya membersihkan cerobong asap rumah. Maka jelaga sering dianggap sebagai penyebab kanker kulit. Pada tahun 1915 Yamagiwa dan Ichikawa melakukan percobaan dengan jalan mengecatkan tir, pada telinga kelinci tiap hari selam 6 bulan berturut – turut dan berhasil menimbulkan kanker kulit pada telinga kelinci tersebut.
Tir mengandung bermacam – macam zat. Dari penyelidikan selanjutnya (Kennaway dan Cook, 1932) diketahui bahwa zat aktif menyebabkan kanker ialah hidrokarbon polisiklik (polycyclic hydrocarbons). Hidrokarbon yang mempunyai daya karsinogenik sedikit – dikitnya harus mempunyai 3 ikatan karbon yang aktif yang disebut PHENANTRENE. Inti phenantrene ini terdapat pada Benzpyrene, Benzanthracene dan Cholanthrene. Zat – zat kimia yang mempunyai daya karsinogenik ialah :
Zat warna azo, misalnya Dimethylaminoazobenzen (butter yellow) yang dapat menimbulkan kanker hati bila ada defisiensi vitamin riboflavin.
Zat warna anilin, yang sering menimbulkan kanker kandung kemih pada orang – orang yang bekerja dengan zat warna ini. Zat aktif yang mempunyai daya karsinogenik ialah beta naphthylamine.
Alkylating agents, seperti nitrogen murstad, yang mempunyai khasiat radiomimetik.
Golongan plastik yang lebih merupakan karsinogen fisik karena mengganggu hubungan antar sel jaringan yang berkontak dengannya.
Asap rokok sering menimbulkan kanker paru – paru. Hidrokarbon terisap dalam asap rokok mempengaruhi terbentuknya karsinoma bronchogenik.
Yang penting dalam kehidupan sehari – hari ialah Aflatoxin yang berasal dari jamur Aspergillus flavus yang terdapat pada kacang tanah. Jamur lain yang mempunyai daya karsinogenik ialah Peniccilium griseofulvin.
2.    Virus
Walaupun pada manusia belum pasti tetapi jelas pada binatang percobaan virus merupakan penyebab kanker, misalnya virus sarkoma (Rous) ditemukan pada burung, virus yang ditemukan pada fibroma dan papiloma kelinci (Shope) dan virus (Bittner) yang ditemukan pada kanker payudara mencit.
Rowe membagi karsinogen virus ini atas 4 golongan besar :
a.       Papovavirus
b.      Adenovirus
c.       Poxvirus
d.      Myxovirus – like
Papova dan adenovirus terletak daloam inti sel, poxyvirus dalam sitoplasma dan myxovirus terletak pada permukaan sel.
McCulloch mengemukakan 3 kemungkinan cara kerja virus hingga menyebabkan kanker :
1)      Virus penyebab berada dalam sitoplasma sel tumor dan tetapi berada di situ untuk terbentuknya sifat – sifat sel tumor .
2)      Virus menyebabkan mutasi somatik, menimbulkan perubahan yang menetap pada sel sehingga terbentuk neoplasma. Sekali terbentuk neoplasma maka peranan virus berakhir.
3)      Virus berada dalam sel tetapi tidak dapat dilihat.
Boyd berpendapat bahwa virus seperti enzym merupakan nukleoprotein yang dapat menimbulkan tumor dengan jalan mengganggu mekanisme susunan enzim.
3.    Karsinogen fisik
Kebanyakan bentuk energi fisik mempunyai daya karsinogenik. Yang sangat penting ialah sinar radioaktif yang ditimbulkan oleh sinar – X, radium dan bom atom, yang dapat menyebabklan timbulnya kanker kulit, leukemi, kadang – kadang sarkoma tulang , karsinoma payudara dan thyroid. Sinar tersebut mungkin menyebabkan perubahan nukleoprotein daripada kromosom sel sehingga terjadi kanker.
4.    Hormon
Hormon sangat penting untuk menyebabkan terjadinya tumor pada binatang percobaan. Tapi cara kerjanya belum diketahui dengan pasti. Tidak diketahui apakah bekerja sebaagai karsinogen penuh atau hanya sebagai promotor. Mungkin juga hanya mempengaruhi fisiologi jaringan sedemikian rupa sehingga mudah dipengaruhi karsinogen sebenarnya. Menurut FURTH (1961) hormon yang bekerja sebagai promotor

C.    Patofisiologi sarkoma.
Sarkoma tumbuh tumbuh terutama secara ekspensif. Tetapi tejadi pada pertumbuhan yang infiltratif ke jaringan sekitarnya. Sel sel sarkoma menjalar sepanjang fascia, di antatra sel - sel otot kanal- kanal Havers pada tulang.sehingga pada operasi pengeluaran tumor tersebut sering ada yang tertinggal dan menimbulkan residif yang tumbuhnya bahkan lebhih cepat dari pada tumor induknya.
Penyebaran jauh (metastasis) berlangsung dengan cara hematogen. Hal ini dimungkinkan dengan adanya pembuluh darah yang banyak dan berdinding tipis. Anak sebar mula-mula terbentuk pada paru-paru , walaupun demikian kadang- kadang sel tumor dapat melalui paru-paru dan membentuk anak sebar pada alat-alat tubuh yaang lain. Penyebaran jauh dengan cara limfogen sangat jarang, hanya terjadi pada kira-kira 5-10% dari penderita sarkoma. Sarkoma dapat terjadi pada semua bagian tubuh tetapi yang sering pada tulang, jaringan subcutis, fascia dan otot
D.    Klasifikasi Sarkoma
Sarkoma dapat dinamai secara sitologik atau secara histologik. Pembagian secara sitologik berdasarkan bentuk selnya, maka sarkoma dibagi atas :
1. Sarkoma SEL BULAT, bila terdiri atas sel – sel yang berbentuk bulat.
2. Sarkoma SEL KUMPARAN, bila terdiri atas sel – sel yang berbentuk kumparan.
3. Sarkoma SEL CAMPURAN bila terdiri atas sel – sel yang berbentuk bulat dan kumparan.
4. Sarkoma SEL DATIA, bila sebagian besar terdiri atas sel datia.
Pembagian secara histologik berdasarkan asal jaringannya. Yang berasal dari jaringan ikat disebut fibrosarcoma, dari jaringan tulang disebut osteogenic sarcoma. Dari tulang rawan disebut chondrosarcoma. Pembagian ini lebih memuaskan. Tetapi pada keadaan tertentu, yaitu pada sarkoma yang berdiferensiasi sangat buruk, tidak mungkin lagi dapat ditentukan jenis atau asal selnya.
1. Fibrosarcoma
Tumor ini merupakan tumor ganas yang berasal dari fibroblas. Sel – selnya berbentuk kumparan (spindle cells). Sel – selnya ini biasanya berukuran besar atau kecil. Fibrosarcoma dengan sel – sel kumparan berukuran besar biasanya lebih ganas. Fibrosarcoma yang sangat buruk diferensiasinya biasanya berbentuk bulat dan sering disebut sarkoma sel bulat (round cell sarcoma). Stroma sarcoma sangat berbeda – beda jumlahnya. Fibrosarcoma yng berdiferensiasi baik biasanya stromanya banyak, fibriler, shg sering sukar dibedakan dari fibroma yang kaya akan sel. Dalam hal ini adanya mitosis sangat penting. Bila ditemukan tumor tersebut sudah merupakan fibrosarcoma yang berdiferensiasi baik.
2. Neurosarcoma (Neurofibrosarcoma)
Neurosarcoma biasa berasal dari nurofibroma atau schavannoma. Tumbuh pada syaraf perifer yang letaknya dalam. Sifatnya tidak begitu ganas. Mula – mula setempat dengan batas – batas yang tegas tetapi lambat laun akan tumbuh infiltratif ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan residif. Gambaran histologik menyerupai fibrosarcoma, hanya sel – sel berbentuk kumparan pada neurogenic sarcoma membentuk berkas – berkas jalannya berjalin – jalin. Sering kedua jenis sarcoma ini hanya dapat dibedakan dengan melakukan pulasan – pulasan khusus (pulasan trichrome dan retikulin). Tumor ini sangat radioresisten.
3. Osteosarcoma (osteogenic sarcoma)
Tumor ini sering ditemukan dan terjadi pada ujung – ujung tulang panjang yaitu metafisis. Sel – sel tumornya ialah osteoblas. Pada tumor ini terjadi pembentukan jaringan osteoid dan jaringan tulang baru sehingga mudah dikenal. Osteogenic sarcoma merupakan tumor primer tulang yang sifatnya paling ganas.
4. Chondrosarcoma
Chondroma dapat menjadi ganas dan disebut chondrosarcoma. Tumor ini tumbuh pada tulang – tulang panjang dan tulang gepeng seperti strenum, pelvis dan tulang iga. Chondrosarcoma yang berdiferensiasi buruk, histologinya mudah dikenal. Bila berdiferensiasi baik kadang – kadang sukar dibedakan dengan chondroma. Dalam hal iini keterngan klinik misalnya tumbuhnya sangat cepat dan gambaran makroskopik (adanya pertumbuhan infiltratif) sangat penting untuk menyokong diagnosis chondrosarcoma. Pada tumor ini sering terjadi degenerasi miksomatosa. Chondrosarcoma bisa ganas sejak semula.
5. Liposarcoma
Liposarcoma tidak jarang terjadi seperti umumnya disangka. Hal ini disebabkan karena tumor tersebut sering tidak dikenal sebagai liposarcoma terutama bila tidak dilakukan pulasan khusus untuk zat lemak. Tumor ini dapat terjadi pada semua bagian tubuh yang mengandung jaringan lemak tetapi biasanya ditemukan sekitar jaringan otot, sendi dan pada jaringan lemak retroperitonial atau perirenal.
Mula – mula tumor ini bersimpai, sering kambuh jika telah diangkat, kemudian infiltratif sehingga prognosis sangat buruk. Gambaran makroskopiknya sangat berbeda untuk tiap tumor, maupun untuk tiap bagian pada satu tumor. Sel – selnya umumnya berbentuk kumparan atau polihedral. Sitoplasmanya granuler, kadang – kadang mengandung lemak yang dapat dilihat dengan pulasan Sudan. Sel – sel polihedral besar dan pucat menyerupaisel – sel epitel sehingga sering dikscsuksn dengan anaksebarhyperneprhoma, terutama bila tumor tersebut terletak pada tulang. Sel – sel yang menyerupai sel lemak fetal dan sel datia tumor juga sering ditemulan.
6.Myxosarcoma
Bukan merupakan golongan tumor tersendiri. Myxosarcoma terjadi karena suatu sarcoma mengalami degenerasi miksomatosa atau berlendir.
7. Chordoma
Tumor ini berasal dari chorda dorsalis. Biasanya terjadi pada ujung atas dan ujung bawah columna vertebralis. Di bagian atas tumor ini tumbuh di antara fossa hypophysialis dan foramen magnum sedangakan di bagian bawah terletak di daerah sacro coccygeal. Tumor ini derajad keganasannya rendah, tumbuh infiltratif dan mengadakan penyebarab jauh (metastatus) baru pada stadium akhir. Tumor ini dapat mencapai ukuran besar, konsistensinya kenyal, warnanya mengkilap seperti chorda dorsalis, dipisahkan oleh bercak – bercak perdarahan.
Makroskopik chordoma terdiri atas sel – sel besar yang sitoplasmanya jernih dan bervakuol karena mengandung zat nukoid. Sel – sel ini disebut sel fisalifor yang khas untuk chordoma. Sel – sel tumor letaknya saling berdekatan tanpa substansi interseluler sehingga chordoma dapat dikacaukan dengan karsinoma yang mengalami degenerasi mukoid.
8. Leiomyosarcoma
Adalah tumor ganas yang berasal dari otot polos. Tumor in banyak terjadi pada uterus yang sebetulnya merupakan fibromyoma. Biasanya timbul pada masa reproduksi (child bearing age). Tidak prnh tumbuh sebelum pubertas dan sesudah menopause. Leiomyosarcoma jarang mnimbulkan metastasis dan sering tidak tumbuh lagi setelah diangkat.
9. Sarkoma botryoides ( Carcinosarcoma )
Tumor ini jarang ditemukan, tetapi amat menarik perhatian. Tumor ini terdiri atas beberapa jaringan yang berasal dari mesoderm. Dapat ditemukan jaringan ikat, jaringan miksomatosa, otot polos, otot seran lintang, tulang rawan, tulang, dan kadang-kadang epitel atau kelenjar, seperti yang dijumpai pada mukosa alat kelamin wanita.
Gambaran makroskopiknya menunjukan sebuah tumor menyerupai sekelompok besar buah anggur, bulat, multilobuler mengisi dan kadang-kadang bahkan menonjol keluar vagina. Karena bentuk tumor ini menyerupai tangkai buah anggur, maka disebut botryoides.
Warna permukaan kelabu kuning seperti gelantin dan sangat rapuh sehingga bagian-bagian sering terlepas, menyebabkan perdarahan dan infeksi sekunder.
Selain pada vagina tumor juga dijumpai pada uterus. Terdapat pada semua umur, juga pada anak-anak.
Pada anak-anak, tumor tersebut mengadakan infiltrasi lokal dan meninggalnya penderita karena menembus ke peritoneum atau obstruksi saluran kemih. Pada orang dewasa ditemukan anaksebar pada alat tubuh yang jauh letaknya. Prognosis buruk, penderita meninggal dalam jangka 1-2 tahun.
Berbeda dengan vagina, pada servik sering ditemukan kelainan. Biasanya dihinggapi radang tidak tersifat dengan keluhan yang sering ditemukan, yaitu flour albus (leucorrhoea, keputihan). Selain itu, pada servik sering ditemukan carcinoma cervicis, suatu bentuk neoplasma yang menduduki salah satu tempat teratas dalam daftar sebab kematian akibat tumor ganas pada wanita.
10. Endometrial stromal sarcoma
Berasal dari stroma endometrium yang terapat di dalam myometrium dan menunjukan gambaran sarkomatosa.
E.     2.Pemeriksaan fisik
Yaitu dengan penglihatan mata biasa diperhatikan jaringan tumor itu. Sarkoma ditandai dengan timbulnya makula yang berwarna merah ungu atau biru – coklat, plak (plaque) dan nodula pada kulit dan organ tubuh yang lain. Lesi pada kulit jelas, keras atau lembek, soliter atau bergerombol.

3.Pemeriksaan histologik
Pemeriksaan histologik hingga kini masih merupakan cara yang paling penting untuk menegakkan diagnosa sarkoma. Pada tumor kecil, jaringan diperoleh dengan cara eksisi. Jika tumor besar dapat dilakukan eksisi percobaan atau biopsi sebagian. Ada yang berpendapat bahwa berbahaya untuk melakukan sayatan pada jaringan tumor dan menunggu 3 – 4 hari sebelum dapat melaksanakan operasi yang definitif karena ada kemungkinan sel – sel tumor menyebar melalui pembuluh yang terbuka pada luka sayatan.
Jaringan tumor yang akan diperiksa difisasi dala cairan formalin 10%. Ahli patologi anatomik mempunyai berbagai cara untuk mengolah jaringan ini. Cara yang klasik ialah dengan blok paraffin dan dipulas dengan hematoksilin dan eosin. Cara ini memerlukan waktu 24 jam. Yang cepat adalah potong beku (frozen section, vriescoupe). Cara ini banyak digunakan pada operasi cepat. Jaringan segar atau yang telah difiksasi setelah dibekukan oleh karbon dioksida dipotong dengan mikrotom atau cryostat. Sediaan histologik dapat diperiksa dalm beberapa menit dan diagnosis tepat sampai 50 – 95%.
Manfaat potong beku ialaj dapat menentukan keganasan dengan cepat dan menentukan batas sayatan apakah sudah bebas dari tumor atau tidak.

4.Biopsi jarum – biopsi aspirasi
Cara ini memerlukan ketrampilan ahli klinik dan ahli patologi anatomik untuk menegakkan diagnosis dari sepotong jaringan kecil berbentuk toraxs. Penganbilan jaringan dengan membuta, mudah sekali luput dari suatu tonjolan yang dimaksud. Selainitu dapat terjadi penyulit berupa perdarahan setelah biopsi atau fistula bilier pada penderita icterus obstructiva. Cara ini banyak dikembangkan karena hanya memerlukan sedikit persiapan yaitu hanya anastesi lokal dan dapat dikerjakan pada penderita yang berobat jalan.

5.Pemeriksaan darah tepi
Teknik pemeriksaan hematologik banyak ditemukan dalam dignosis kanker. Salah satu cara ialah isolasi dan menentukan sel – sel tumor pada peredaran darah. Sel – sel tumor ini terlepas dan masuk ke dalam peredaran darah. Biasanya sangat sedikit sel yang ditemukan pada pemeriksaan pulasan darah rutin. Sel – sel tumor dikumpulkan dengan sedimentasi, sentrifugasi darah dalam larutan albumin atau larutan – larutan lain yang mempunyai berat jenis tertentu. Penghancuran selektif peredaran darah. Biasanya sangat sedikit sel yang ditemukan pada pemeriksaan pulasan darah rutin. Sel – sel tumor dikumpulkan dengan sedimentasi, sentrifugasi darah dalam larutan albumin atau larutan – larutan lain yang mempunyai berat jenis tertentu. Penghancuran selektif sel – sel darah merah dengan saponin atau enzim – enzim dan sel – sel darah putih dengan streptolisin 0, kemudian disaring dan filtrat yang mengandung sel – sel tumor disentrifugasi dengan kecepatan tinggi untuk mengendapkan sel – sel tumor yang lebih besar (Alexander dan Spriggs; Ericksson). Dengan cara ini sel – sel tumor dapat ditemukan 10 – 30% dari kasus – kasus dengan neoplasma. Kebanyakan sel neoplasma ini akan menjadi rusak karena itu adanya sel – sel tumor dalam peredaran darah tidak berhubungan dengan adanya metastasis.(Pruitt,dkk)

6.Pemeriksaan hormon dan enzim
Pemeriksaan hormon dan enzim dapat membantu diagnosis kanker. Terbentuknya fosfatase asan karena adanya anaksebar karsinoma prostat dalam tulang membantu diagnosa neoplasma. Adanya hormon chorionic gonadotropin dalam air kemih laki – laki atau dalam serum darah menunjukkan adanya choriocarcinoma pada testis atau ekstragonadal. Kadar yang meninggi pada wanita di luar kehamilan merupakan tanda yang penting adanya mola hydatidosa atau choriocarcinoma.

7.Pemeriksaan sitologik
Disebut pula sitologi eksfoliatif suatu cara diagnostik yang penting untuk menemukan kanker. Dasar pemeriksaan ini ialah:
1). Perubahan patologik yang disebut anaplasi yang merupakan perubahan sifat sel tumor ganas dan yang merupakan perubahan dari sel normal.
2). Sel – sel tumor ganas kohesinya kurang daripada sel normal sehingga mudah terlepas.

Pencegahan sarkoma
Dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Ø  Hindari makanan tinggi lemak, makanan instan yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengawet serta makanlah makanan dengan gizi seimbang.
Ø  Hindari hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami istri sendiri atau berganti – ganti pasangan.
Ø  Hindari asap rokok atau berhentilah merokok.
Ø  Hindari stres dan konflik yang berkepanjangan.
Ø  Hindari terkena sinar matahari yang berlebihan.
Ø  Periksakan kesehatan secara berkala.
Ø  Minumlah air murni yang sudah melalui proses penyaringan.
Ø  Hindari terapi hormon sintetis.
Ø  Hindari berKB dengan penggunaan hormon sintesis dalam jangka waktu lama.
Ø  Rutin mengkonsumsi vitamin A, C, E, B kompleks dan suplemen yang bersifat antioksidan dan peningkat daya tahan tubuh.

Penanganan sarkoma.
Jenis pengobatan yang digunakan pada dasarnya sama yaitu pembedahan, penyinaran (radiotherapy) dan dengan obat – obatan (chemotherapy). Jika cara ini tidak mungkin, paliatif dapat dilakukan, pengembirian, adrenalektomi dan hipofisektomi terutama pada tumor yang bergantung kepada hormon seperti karsinoma prostat dan payudara.
1.Pembedahan
Pada eksisi neoplasma dengan skalpel selain mengeluarkan jaringan tumor, harus diperhatikan kemungkinan adanya infiltrasi ke jaringan sekitarnya. Pembedahan kanker memerlukan pengetahuan luas mengenai sifat pertumbuhan tumor dan cara penyebarannya. Yng menjadi persoalan adalah menentukan batas sayatan apakah sudah bebas dari jaringan tumor yang merupakan penyebaran lokal. Hal lain yang harus diketahui ialah fokus – fokus penyebaran jauh.
2.Penyinaran (radiotherapy)
Penggunaan sinar untuk menghancurkan tumor berdasarkan kenyataan bahwa sel – sel ganas lebih sensitif terhadap penyinaran daripada sel – sel normal. Tetapi jaringan normal pun dipengaruhi dipengaruhi oleh penyinaran karena itu pada radioterapy harus diusahakan terjadinya perbedaan efek yang nyata. Radiosensitivitas biasanya dihubungkan dengan pertumbuhan yang berdiferensiasi buruk dari sel – sel yang cepat membelah tetapi juga merupakan sifat tertentu beberapa jenis tumor tersebut.
Khasiat penyinaran dan pengobatan kanker bergantung kepada dua hal, pertama jumlah sinar yang diserap oleh jaringan tumor dan kedua ialah radiosensitivitas tumor tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa pengobatab tumor dengan sinar merupakan satu – satunya pilihan bila tumor itu termasuk radiosensitif, berdiferensiasi buruk maka diberikan dalam dosis tinggi tanpa merusak jaringan sekitarnya.
3.Pengobatan kimiawi (chemotherapy)
Khemotherapy tampaknya merupakan cara yang lebih baik untuk pengobatan kanker. Bahan kimia yang dipakai diharapkan dapat menghancurkan sel – sel yang oleh pembedahan ataunpenyinaran tidak dapat dicapai. Mencari bahan kimia yang dapat diberikan secara intravena dan yang akan dipusatkan dalam, serta menghancurkan sel – sel kanker merupakan salah satu pekerjaan yang diakukan oleh pusat – pusat penelitian kanker.

TUMOR UTERUS


TUMOR JINAK UTERUS

A.     Pengertian
Tumor uterus adalah tumor alat genital yang bersifat neoflasma jinak yang terdapat pada ektoserviks maupun endoserviks-endometrium Atau suatu tumor jinak yang berbatas tegas, tidak berkapsul yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous .

B.     Jenis – jenis tumor uterus berdasarkan letaknya
1.    Ektoserviks terbagi atas :
Kista jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus wolffi terdapat pada dinding samping ektoserviks. Kista endometriosis yang letaknya suferfisial. Folikel atau kista nabothi yaitu kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang mendapat ukuran besar berwarna putih mengkilat bersih cairan mucus. Kalau kista ini membesar akan menyebabkan nyeri.
Papiloma dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata. Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun persalinan.
Hemangioma ini jarang terjadi biasanya terletak pada superficial yang dapat membesar pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan metroragi
2.    Endoserviks terdiri atas:.
adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lender endoserviks. Yang tangkainya dapat panjang keluar dari vulva. Epitel yang melapisi adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalami metaplasi menjadi lebih semakin kompleks.bagian polip ini biasa menjadi nekrosis dan mengalami perdarahan . polip ini berkembang karena pengaruh radang maupun virus.
3.    Endometrium
Polip endometrium sering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskopi. Polip berasal antara lain dari adnoma, adenofibroma, mioma , submukusum, plasenta.insiden tidak diketahui paling sering pada perempuan berumur 30-59 tahun. Kurang dari sepertiga memperllihatkan endometrium fungsional. Bisa memperlihatkan hyperplasia kistik. Bisa menonjol melalui serviks
Adenoma- adenufibroma yang biasannya terdiri dari epitel endometrium dengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hyperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah merahan . Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi, infertilitas.Pula mempunyai kecenderungan kambuh kembali. Mioma submukosum:sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus menjadi mioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih Polip plasenta: berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus. Polip plasenta menyebabkan uterus mengalami sub-involusi yang menimbulkan perdarahan.
4.    Miometrium
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya ,sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma,leiomioma, ataupun pibroid.  Berdasarkan otopsi novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak.Mioma uteri belum pernah terjadi sebelum menars. Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh.




C.    Etiologi
Wanita dengan nullypara ( wanita kurang subur ). Etiologi secara pasti tidak diketahui Tetapi ada korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri dan juga dipengaruhi oleh hormone pertumbuhan. faktor genetic Resiko tinggi wanita dengan umur diatas 35 tahun.

D.    Patofisiologi
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding miometrium normal. Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifaf degeneratif karena berkurangnya aliran darah kemioma uteri.
Sarang mioma diuterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1-3%, sisanya adalah dari korpurs uterus. Menurut letaknya,mioma dapat kita dapati sebagai:
1.    Mioma submukosum : berada dibawah endemetrium dan menonjol kedalam rongga uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks (myomgeburt). Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligameter.
2.    Mioma intra mural : mioma terdapat diding uterus diantara serabut mioma meometrium.
3.    Mioma subserosum : apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri Dario uterus, sehingga disebut wandering / parasitic fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat menonjol kedalam saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde/ pusaran air ( whorl like pattern), dengan pseudokapsule yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini. Dengan pertumbuhan mioma dapat mencapai berat lebih 5 kg. jarang sekali mioma ditemukan pada wanita subur berumur  20 thn, paling banyak pada umur 35 – 45 tahun ( kurang lebih 25%). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut hanya  10 % saja masih tumbuh lebih lanjut.

E.     Gejala-gejala klinis
Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma berada (serviks, intramural,submukus,subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut.
1.      Perdarahan abnormal
ganguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,menoragia dan dapat juga terjadi metroragia
2.      Rasa nyeri
       yang timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma,yang disertai nekrosis dan peradangan.
3.      Gejala dan tanda penekanan.
       Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung akan menyebabkan poliuri, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada penekanan dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai.
4.      Adanya rasa penuh atau berat pada perut bagian bawah dan teraba massa yang padat kenyal
5.      Gangguan haid atau perdarahan abnormal dari uterus yaitu hipermenore, metroragi, dismenorea
6.      Rasa nyeri akibat torsi atau mengalami degenerasi
7.      Infertilitas
8.      Abortus

F.     Pemeriksaan diagnostic
1.      Pemerikasaan pelvis mendeteksi pembesaran uterus
2.      USG abdominal dan transvaginal dapat membantu menegakkan dugaan klinis.
3.      Aspirat endoservikal menunjukan sel abnormal.
4.      Biopsi endometrial.
5.      Dilatasi dan kuretase merupakan alat diagnostik yang paling akurat.
6.      Pemeriksaan tambahan meliputi pemeriksaan metastatik (sinar X dan sitoskopi).

G.    Komplikasi
1.    Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32–0,6 % dari seluruh mioma serta merupakan 50–70 % dari semua sarcoma uterus.
2.    Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut hingga mengalami nekrosis, kemudian terjadilah sindrom abdomen akut.
3.    Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, menyebabkan infertilitas: resiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus khususnya pada mioma sub mukosum, letak janin menghalangi kemajuan kehamilan karena letaknya pada serviks uteri menyebabkan inersia maupun autonia uteri.

H.    Deteksi Dini
Diagnosa mioma uteri memerlukan pemeriksaan USG, CT – Scan atau MRI. Umumnya dengan USG saja sudah cukup untuk mendiagnosa mioma uteri.

I.       Penanganan secara umum
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55 % dari semua mioma uteri tidak membutuhkan pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selam 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil.
Pengobatan operatif. Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus, hal ini dapat dikerjakan pada mioma sub mukosum pada myom geburt dengan cara ektirvasi pada vagina. 25 – 35 % memerlukan histerektomi (per abdominal atau per vaginam) tindakan ini dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Penanganan operatif ini dilakukan bila ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus , pertumbuhan tumor cepat, bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya, penekanan pada jaringan sekitarnya
Radioterapi. Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause. Tindakan ini dilakukan jika tidak ada keganasan pada uterus.
Penanganan konservatif dilakukan bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala.

J.    Penatalaksanaan
1.  Terapi progestin
Diberikan untuk mengurangi kadar estrogen dan untuk mengurangi perdarahan.Gonadotropin-releasing hormon (GnRH) agonists mendatangkan menopause tiruan dengan menghentikan rangsangan gonadotropin terhadap ovarium. Ini menurunkan produksi estrogen dan rangsangan pertumbuhan tumor. Mioma akan mengecil apabila rangsangan estrogen dikurangi. Agonis GnRH selalu dipakai sebelum operasi untuk menegcilkan mioma. Obat ini dapat digunakan pada kasus terpilih untuk mengendalikan mioma yang menyebabkan kemandulan. Bilamanaagonis GnRHdihentikan, mioma mulai tumbuh kembali.

2.    Miomektomi
Pengangkatan mioma saja dengan tetap memelihara rahim. Biasanya dilakukan dengan rencana untuk memelihara kesuburan. Resiko rekurensi dari mioma sebesar 40% dan resiko infertilitas sehabis miomektomi adalah sebesar 40%. Miomektomi juga dilakukan pada kasus mioma yang mengganggu proses persalinan. Miomektomi sering dilakukan melalui laparotomi tetapi dapat dilaksanakan juga melalui laparoskopi pada pasien terpilih. Mioma submukosum dapat dianggkat dengan histeroskopi. Miomektomi melalui sembarang jalan dapat menyembuhkan gejala dan memelihara kesuburan, tetapi pasien harus dikonsultasikan bahwa gejala dapat berulang dan infertilitas dapat terjadi

3.    Histerektomi
Adalah tindakan yang bisa dilakukan bila kesuburan tidak lagi dipertahankan. Histerektomi diindikasikan bila gejala-gejalanya cukup berat untuk membenarkan resiko operasi. Histerektomi selalu dikerjakan untuk mendeteksi masa adneksa pada kehadiran uterus yang besar dan karena pertumbuhan selanjutnya mungkin mengakibatkan tekanan pada struktur-struktur saluran kencing. Terapi pembedahan dilakukan dengan indikasi :
a.    Perdarahan pervaginam abnormal yang memberat.
b.    Ukuran tumor yang besar.
c.    Ada kecurigaan perubahan ke arah keganasan terutama jika pertambahan ukurantumor setelah menopause.
d.    Retensio urine.Tumor yang menghalangi proses persalinan.