Pages

Rabu, 07 November 2012

FIBROADENOMA




 

                                                               AGUSTIN PRASETIYA NINGSIH


                                                                 UKHTIA AFZALUR ROHMAH


                                                                              FIRTIANI


                                                                       SAKINAH DIENILLAH

 

                                         
FIBROADENOMA


 

DEFINISI FIBROADENOMA

·                     Menurut Sarwono (2005:485) penyakit fibroadenoma adalah penyakit wanita muda dengan frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20 – 25 tahun. Sedangkan menurut Hacker (2001:487) fibroadenoma terdiri atas jaringan ikat fibrosa dan kelenjar, fibroadenoma ini adalah tumor benigna yang paling lazim ditemukan pada payudara wanita.


 

GAMBARAN KLINIS

·                     Secara klinik tumor ini memiliki batas yang jelas, dapat timbul soliter atau multipel, mudah digerakkan, berbentuk licin atau lobulated, sama sekali bebas dari jaringan payudara sekitarnya, dan tidak berubah-ubah besarnya dengan siklus haid. Puting susu tidak memperlihatkan ada perubahan dan sama sekali tidak nyeri spontan atau nyeri tekan.

·                     Fibroadenoma biasanya berdiameter 1 – 5 cm dan biasanya di buang bila diameternya mencapai 2 sampai 4 cm, meskipun kadang-kadang terjadi bentuk raksasa sampai berdiameter 15 cm (Hacker, 2001:487). Tampilan pada wanita muda biasanya terdapat massa yang teraba sedangkan pada wanita yang lebih tua ditemukan kepadatan mamografis (lihat gambar A) atau klasifikasi mamografis. Pertumbuhan tumor dirangsang oleh kehamilan, dan regresi terjadi pasca menopause (seringkali dengan klasifikasi) (Kumar dkk, 2007:231).


 

ETIOLOGI

·                     Menurut Wilson dalam buku Christoper-Davis yang dikutip Sarwono (2005:485), ada hubungan antara kadar hormon wanita dalam darah dan penyakit ini, karena dapat timbul pada binatang percobaan dengan pemberian hormon estrogen. Sedangkan menurut Kumar dkk (2007:231) beberapa fibroadenoma mungkin disebabkan hiperplasia fokal dari stroma lobular. Sebagai contoh, hampir separuh wanita yang menerima cyclosporin A setelah transplantasi ginjal mengidap fibroadenoma.

PATOFIOLOGI

·  Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.

·  Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.


 

DIAGNOSA

·                     Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan, yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsy.

·                     Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras, dll. Mamografi digunakan untuk membantu diagnosis, mamografi sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mamografi, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mamografi (Syarif Alhadrami, 2007).


 

DETEKSI DINI

·                     Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), sangat penting di anjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri (Saryono &; Pramitasari, 2009:20). Menurut Benson &; Pernoll (2009:474) wanita yang melakukan SADARI sesuai anjuran akan menemukan penyakit payudara lebih dini.


 

PROSEDUR PEMERIKSAAN PENYAKIT (FIBROADENAMA) SALAH SATUNYA DENGAN SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

  1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
  2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
  3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
  4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit.
    Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
    Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.

  5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
    Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.

  6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.
    Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.

Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.



PENCEGAHAN YANG DAPAT DILAKUKAN PADA FIBRIADENOMA ANTARA LAIN:


1.   PEMERIKSAAN FISIK

.

Secara klinik, fibroadenoma biasanyabermanifestasi sebagai massa soliter, diskret, dan mudahdigerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast disekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira 1– 3cm, tetapi ukurannya dapat bertambah sehinggamembentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapatditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasitersering adalah pada quadran lateral atas payudara. Tidak terlihat perubahan kontur payudara. Penarikan kulit dan axillary adenopathy yang signifikan pun tidak ditemukan.

 

2.   PEMERIKSAAN PENUNJANG


DENGAN RADIOLOGIK


a.     MAMMOGRAFI


Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenomadigambarkan sebagai massa berbentuk bulat atau ovaldengan batas yang halus dan berukuran sekitas 4 – 100 mm. Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi, pada fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan densitasyang lebih tinggi. Kadang-kadang, tumor terdiri atas gambaran kalisifikasi yang kasar, yang diduga sebagai infraksi atau involusi. Gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma biasanya di tepi atau di tengah berbentuk bulat, oval atau berlobus lobus. Pada wanitapostmenopause, komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya meninggalkan gamabaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen jaringan ikat.


 

b.    ULTRASONOGRAPHY (USG)


Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihatrata, berbatas tegas, berbentuk bulat, oval atau berupanodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengandiameter anteroposteriornya. Internal echogenicnyahomogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampaihypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang tipis,merupakan gambaran khas dari fibroadenoma danmengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat padapemeriksaan USG merupakan pseudocapsule yangdisebabkan oleh penekanan dari jaringan di sekitarnya


 

PENANGANAN /PENGOBATAN FIBROADENOMA




 

Lintasan metabolisme

Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.[17] Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.[18]
CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[19] Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.[20]

Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.

Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231,[21] dan menghambat ekspresi mRNA uPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis.[22] Walaupun demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2,[23] serta meningkatkan aktivitakaspase-3[24]


DAFTAR PUSTAKA


 

1.             Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: PT. Rineka Cipta

2.             Azwar, Syaifuddin. 2002. Sikap Manusia Teori pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

3.             Azwar, Syaifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori pelaksanaannya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

4.             Azwar, Syaifuddin . 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

5.             Benson, Ralp C & Martin L.Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi.Edisi 9. Jakarta : EGC

6.             Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

7.             Chyntia, Erlyn. 2009. Akhirnya Aku Sembuh Dari Kanker Payudara . Yogyakarta: Maximus

8.             Dixon, J.Michael & Robert C.F. Leonard.2002. Bimbingan Dokter pada Kelainan Payudara . Jakarta: Dian Rakyat

9.             Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU. 2008. Rencana Strategi. Jombang

10.          Hacker, Neville F. & J. George Moore. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: Hipokrates

11.          Hidayat, A.Aziz alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

9 komentar:

  1. Mohon lebih diperjelas lebih spesifik dari hiperplasia fokal dari stroma lobular dan hubungannya dengan transplantasi ginjal apa ya?
    -terimakasih (kelompok 1)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hiperlasia itu adalah pembesaran pada suatu jaringan atau organ, jadi tidak ada hubungannya antara orang yang transplansi ginjal. tetapi cylosporin a atua obat tersebut efek sampingnya menimbulkan fibroadenoma karena mengandung hormon estrogen.karena pasokkan atau obat yang dibebrikan berlebih sehingga menyebabkan penyakit tersebut

      Hapus
  2. diartikel dikatakan bahwa fibro adenoma mamae merupakan tumor beningna yang lazim terjadi pada wanita, terus pada penanganannya, terdiri dari mastektomi, radiasi, kemoterapi???
    setahu saya, mastektomi, radiasi dan kemoterapi itu utk terapi kanker...
    mohon penjelasananya..
    thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. afwan sebelumnya, sumber itu kami dapatkan dari wikipedia tentang penanganan pada penyakit tersebut. kemungkinan tumor tersebut sudah ganas sehinnga penangannya seperti mastektomi, radiasi,dan kemoterapi. terima kasih untuk itu kami akan revisi kembali. :)

      Hapus
  3. bisa diperjelas lg kenapa ya untuk fibroadenoma frekuensi terkena teringgi pada wanita yg berumur 20-25 thn ?apakan untuk umur >25 maupun < 20, sudah pasti terbabas dr pnyakit ini?mohon di jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa lebih sering pada umur 20-25 tahun karena umur tersebut merupakan masa usia reproduksi yang berkaitan dengan hormon estrogen. tidak pasti bebas pada umur >25 dan < 20, kemungkinan bisa mengalami fibroadenoma meskipun salah satu.

      Hapus
  4. Obat yang diberikan dengan cara kemoterapi itu apa ya? tolong diperjelas beserta dosis pemberiannya ,,

    Thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. afwan teman tadi kami sampaikan untuk kemoterapi itu untuk tumor ganas, kami ada revisi dibagian penanganan fibroadenoma tersebut.

      Hapus
  5. nyuwun sewu mb,,, ehehe
    tolong di perjelas dunk tentang penanganan tumor pada setiap stadium penyakitnya syukron...

    BalasHapus