Pages

Rabu, 07 November 2012

KANKER PAYUDARA


Created by: Nur Zuliaty Ulfa, Rini Mutmainah, Siti Yatimah, Tutwuri Handayani

 

Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health Organization (WHO) penyakit ini dimasukkan ke dalam International Classification of Disease (ICD) dengan kode 174-175.
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati dan otak.

 

Anatomi Payudara Normal


 


                 
Gambar 1. Anatomi Payudara Normal

 
Etiologi
Tidak seorangpun mengetahui jawabannya! Sangat menyedihkan bahwa meskipun ada kemajuan ilmu pengetahuan yang begitu canggih, kita masih belum mampu menentukan penyebab aktual kanker payudara. Pengetahuan terkini tentang ilmu pengetahuan medis menyangkut kanker belum memadai.

 

Faktor Resiko
Lebih dari 70% dari wanita yang terdiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor resiko yang dapat terindikasi. Ini berarti bahwa wanita tanpa faktor resiko dapat berakhir dengan kanker payudara. Statistik memperlihatkan bahwa dua dari tiga kasus kanker payudara tampaknya terjadi secara acak atau merupakan peristiwa-peristiwa kebetulan.
  • Geografi, Budaya dan Tradisi.
    Tingkat kanker payudara di negara maju atau negara industri adalah lebih tinggi dibanding di negara yang terbelakang.
  • Riwayat Keluarga dan Sifat Genetika.
    Jangan khawatir! Bahwa seseorang bisa mewarisi kanker dari orang tua atau kerabatnya yang meninggal akibat kanker, andil warisan hanya 5% dari resikonya
Fakta yang kami ketahui tentang riwayat keluarga dan kanker payudara :
  • Kanker dapat menurun dalam keluarga, utamanya pada kasus-kasus kanker payudara, indung telur dan usus besar.
  • Meningkatnya resiko terkena kanker payudara bergantung pada seberapa dekat hubungan keluarga. Jika orang tua dan kakak beradik menderita kanker payudara, resikonya lebih tinggi bagi anak dan kakak beradi lainnya.
  • Semakin muda usia Ibu atau kakak/adik perempuan terdiagnosa kanker misalnya sebelum usia 50 tahun, semakin besar resiko bagi anak-anak dan kakak beradik terkena kanker.
  • Resiko bahkan lebih besar jika lebih dari satu kerabat terdekat misalnya Ibu dan kakak/adik –perempuan mengidap kanker payudara.
  • Resiko terbesar jika Ibu menderita kanker pada kedua payudaranya sebelum usia 35 tahun.
  • Putri dari pria yang menderita kanker prostat juga beresiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
  • Kini kita mengetahui bahwa individu yang memiliki gen kerentanan atau gen BRCA 1 dan 2 mempunyai resiko tinggi mengidap kanker payudara dalam bagian akhir kehidupan mereka. Tetapi jangan bersedih, tidak lebih dari 1% dari wanita membawa gen itu.
  • Kepribadian
    • Usia
    Kanker payudara berkaitan dengan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada wanita di bawah usia 30 tahun. Sekitar 80% dari semua kasus kanker payudara terjadi pada wanita di atas 50 tahun.
    • Usia Menarche
    Merupakan usia dimulainya menstruasi pertama. Mereka yang mengalami menarche pada usia dini mempunyai resiko lebih tinggi mengidap kanker payudara. Diestimasi bahwa tingkat kanker payudara meningkat sekitar 5% untuk setiap tahun penurunan usia menarche.
    • Usia Pada Kehamilan Pertama
    Memiliki bayi tidak disangsikan lagi melindungi seorang ibu terkena kanker payudara. Dengan meningkatnya jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang Ibu, semakin rendah resiko kanker payudaranya. Tetapi pengaruh terpenting terhadap resiko kanker payudara terletak pada usia kehamilan tua untuk bayi yang pertama. Wanita yang mempunyai bayi pertama sebelum usianya 18 tahun mempunyai perlindungan penuh terhadap kanker payudara. Tidak memiliki anak atau terlambat memiliki anak yang pertama mempunyai resiko lebih tinggi mengidap kanker payudara.
    • Usia menopause
    Semakin lambat wanita memulai menopause, semakin tinggi resikonya mengidap kanker payudara.
    • Berat Badan
    Kegemukan diantara wanita pasca menopause meningkatkan resiko kanker payudara. Ini kemungkinan akibat meningkatnya produksi hormone oleh lemak berlebihan di dalam tubuh.
    • Tinggi Badan
    Ada bukti yang menyimpulkan bahwa meningkatnya tinggi badan berkaitan dengan meningkatnya resiko kanker payudara, sementara tinggi badan yang pendek mengurangi resiko.
    • Ukuran Payudara
    Pada umumnya, wanita Amerika, Australia dan Eropa memiliki ukuran payudara yang besar dan mereka memiliki resiko tinggi mengidap kanker payudara.
    • Kecenderungan Payudara Kiri
    Pengamatan yang dilakukan selama 50 tahun mengindikasikan bahwa 20% lebih banyak wanita memiliki kecenderungan mengidap kanker pada payudara kirinya, terutama pada wanita kidal disbanding wanita tangan kanan.
  • Gaya Hidup
    Perilaku dan kesehatan orang berbeda tajam menurut status sosial ekonomi mereka. Gaya hidup mereka berbeda dan terbentuk oleh pendidikan, budaya dan tingkat kekayaan mereka.
    • Status Sosial
    Statistik memperlihatkan bahwa kalangan wanita dengan pendapatan atau gaji lebih tinggi memiliki resiko terkena kanker payudara yang lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mereka membeli dan mengkonsumsi makanan-makanan mewah.
    • Diet
    Opini bahwa dokter menyarankan pasien kanker memakan apa saja yang mereka inginkan dan menganggap tidak ada keterkaitan antara kanker dan makanan bukanlah merupakan konsensus komunitas medis secara keseluruhan. Makanan mempengaruhi kesehatan kita dan menentukan arah dan kemajuan penyembuhan mereka. Pengkonsumsian makanan dan minuman seperti : susu, keju, daging dan lemak,hamburger, es krim, kripik kentang, makanan berenergi tinggi, alkohol dan rokok meningkatkan resiko kanker payudara. Sedangkan pengkonsumsian buah dan sayuran mengurangi resiko terkena kanker dan dapat memberikan efek perlindungan kira-kira 50% terhadap kanker lambung, oesophagus, paru-paru, endometrium, pancreas dan usus besar.
  • Hormon
    • Estrogen/ Progesteron
    Kadar estrogen tinggi berkaitan dengan meningkatnya resiko kanker payudara.
    • Pil KB
    Pil KB terdapat dalam dua bentuk dosis tinggi dan dosis rendah. Dewasa ini tidak selalu perlu untuk meminum pil dosis tinggi lagi karena pil dosis renah sudah cukup efektif. Jika anda berusia di atas 35 tahun, minum pil KB pada usia tua meningkatkan resiko kanker payudara.
    • Terapi Pengganti Hormon atau Hormone Replacement Therapy (HRT)
      Kemunculan kanker payudara meningkat drastis setelah menopause. Jika anda menjalani HRT, kemungkina ada peluang kecil bahwa resiko anda mengidap kanker payudara juga meningkat. Jika anda mempunyai riwayat keluarga kanker payudara, alangkah baiknya anda mempertimbangkan kembali untuk menjalani HRT. Wanita yang menjalani HRT mempunyai lebih banyak persoalan dalam memerangi kanker payudara jika mereka menderitanya. Wanita yang menjalani HRT bisa meningkatkan kepadatan jaringan payudara mereka . Ini mengurangi peluang pendeteksian dini kanker payudara ketika mereka menjalani mamografi.
    • Diethylstilbesterol(DES)
    Mengkonsumsi daging dari hewan yang diberi makan DES menempatkan konsumen pada resiko besar terkena kanker. Berhati-hatilah!
  • Menyusui
    Wanita yang menyusui bayi mereka mempunyai 25% lebih sedikit resiko kanker payudara dibanding mereka yang yang memberi susu botol.
  • Olahraga
    Wanita premenopause yang melaksanakan olahraga sekitar 4 jam per minggu mengurangi resiko kanker payudara mereka sebanyak 58%. Ini karena olahraga membakar lemak dalam tubuh.
  • Kegemukan
    Mereka yang kegemukan mengalami resiko lebih tinggi meninggal akibat kanker payudara disbanding mereka yang bertubuh kurus.
  • Radiasi
    Semakin muda seseorang terkena radiasi, semakin besar resiko kanker payudara berikutnya. Gadis-gadis muda mengalami resiko lebih besar kanker payudara ketika terkena pada jumlah radiasi yang sama dengan waita yang lebih tua. Resiko kanker payudara akan meningkat sebesar 3 hingga 4 kali pada wanita-wanita yang menjalani radiasi dalam kehidupan mereka, jika dibandingkan dengan wanita-wanita yang tidak menjalani radiasi ketika mereka masih gadis muda.

     
Patofisiologi Kanker Payudara
Kanker merupakan buah dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.
Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini disebut metastasis.
Kanker payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling banyak diperbincangkan karena keganasannya yang seringkali berakhir dengan kematian. Kanker payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang penderitanya. Keganasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker ajan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seperti biasanya.
Sambil menyerang sel-sel normal disekitarnya, kanker juga memproduksi racun dan melepas sel-sel kanker dari induknya yang pecah. Racun dan sel-sel kanker itu akan menyebar bersama aliran darah. Karenanya kerap kita mendapati kanker yang tumbuh di tempat lain sebagai hasil metastasisnya. Pada kanker yang parah seringkali terjadi pendarahan. Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya, sebagaimana sel-sel tubuh kita yang asli.
Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam tubuh kita, diantaranya pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah. Tetapi yang terakhir ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah tubuh kita mampu menetralkan zat karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh.Bersama aliran darah dan aliran getah bening, sel-sel kanker dan racun-racun yang dihasilkannya dapat menyebar ke seluruh tubuh kita seperti tulang, paruparu, dan liver tanpa disadari oleh penderita. Karenanya tidak mengherankan jika pada penderita kanker payudara ditemukan benjolan di ketiak atau benjolan kelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya. Penderita sering batuk yang tak kunjung sembuh atau sesak napas yang berkepanjangan.

 
Gejala Klinis Kanker Payudara
  • Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala). Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada payudara. Kebanyakan kira-kira 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Kanker payudara pada stadium dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.
  • Fase lanjut :
    • Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.
    • Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
    • Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.
    • Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui.
    • Puting susu tertarik ke dalam.
    • Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud d'orange).
  • Metastase luas, berupa :
    • Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
    • Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
    • Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.
    • Fungsi hati abnormal.

 

Deteksi Dini Kanker Payudara
Kanker payudara yang diketahui baru pada stadium satu kemungkinan sembuhnya lebih tinggi dan tidak perlu dilakukan operasi pengangkatan payudara. Itu sebabnya, deteksi sedini mungkin sangat penting. Cara paling mudah dan murah untuk mendeteksi kanker ini adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).
Sadari dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada saat itu payudara terasa lunak. Dalam posisi berbaring atau berdiri, kita bisa meraba dengan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) secara lembut ke payudara. Jika menemukan benjolan atau kerutan, bentuk payudara tidak simetris, kulit berubah seperti kulit jeruk, dan pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, segera periksakan ke dokter. Ada sejumlah kecil kanker payudara muncul tanpa adanya benjolan sama sekali. Jenis kanker payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian. Kenali gejala-gejalanya seperti:
1. Pertumbuhan ukuran payudara yang cepat dan tidak normal
2. Timbul kemerahan, ruam atau bisul pada payudara
3. Rasa gatal berkepanjangan pada payudara atau putting
4. Adanya penebalan pada jaringan payudara
5. Timbul rasa sakit yang menusuk-nusuk atau nyeri pada payudara
6. Timbul rasa panas (seperti demam) pada payudara
7. Adanya pembengkakan nodus limfe di ketiak atau di bawah tulang selangka
8. Adanya lesung pada payudara
9. Putting payudara menjadi rata atau melesak ke dalam

 
Inflammatory Breast Cancer ini sering disalahartikan sebagai infeksi. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, mintalah rujukan untuk melakukan mammogram. Jika ada perubahan warna pada payudara, minta pula rujukan untuk biopsy. Jika gejala-gejala tetap ada tanpa adanya diagnosa penyebabnya, minta pendapat kedua atau ketiga sampai ada dokter yang dapat menentukan penyebab gejala-gejala tersebut.
Pria juga dapat terkena kanker payudara walau persentasenya lebih kecil daripada perempuan. Kanker payudara pada pria juga berbahaya. Penyebaran kanker payudara pada pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara pria lebih tipis dari perempuan sehingga pada tahap awal mungkin sudah terjadi pelekatan pada jaringan sekitarnya. Karena itu, disarankan pria juga melakukan SADARI sehingga setiap perubahan cepat diketahui.

 
Pencegahan dan Pengobatan Kanker Payudara
Pencegahan Kanker Payudara
Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.
  • Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat yang belum memiliki faktor risiko. Upaya ini dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Pencegahan primordial dilakukan melalui promosi kesehatan yang ditujukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
  • Pencegahan Primer
    Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens kanker payudara yang dapat dilakukan dengan :
    • Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
    • Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolah raga.
    • Menghindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis radiasi lainnya.
    • Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feses.
    • Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau tempe. Kedelai mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
    • Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudara. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut dilakukan pemeriksaan sederhana yang disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat efektif di Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jika sudah menopause maka pilihlah satu hari tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap bulan.


 
SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Langkah 1 : Berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua tangan di pinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang. Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit (gambar 1). Langkah 2 : Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan di belakang kepala dan tekan tangan ke depan (gambar 2).
  • Langkah 3 : Angkatlah lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan ke arah puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau benjolan di bawah kulit (gambar 3 dan 4).
  • Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan (gambar 5).
  • Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan pula untuk payudara kiri (gambar 6).
  • Pencegahan Sekunder
    Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan pemberian pengobatan.
Diagnosa Kanker Payudara

Diagnosa kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan yaitu :
  • Anamnesa
    • Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa sakit, edema lengan atau kelainan kulit.
    • Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis seperti nyeri tulang vertebrata, sesak, batuk dan lain-lain.
    • Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko (usia, riwayat keluarga, riwayat kanker individu dan konsumsi lemak).
  • Pemeriksaan Fisik
    Ketepatan mendiagnosa kanker payudara dengan pemeriksaan fisik sekitar 70%. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau kiri atau bilateral dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan terlentang. Kemudian payudara diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit, perubahan puting susu, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan pada lokasi metastasis jauh.
  • Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
    Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi dicurigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan disedot dengan spuit 10cc sampai jaringan tumor lepas dan masuk ke dalam jarum. Kemudian jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna).
  • Pemeriksaan Radiologik
    Pemeriksaan radiologik dilakukan dengan menggunakan Mammografi dan USG (Ultrasonografi) payudara. Mammografi merupakan tindakan pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas rendah. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up kanker payudara. American Cancer Society dalam programnya menganjurkan sebagai berikut :

    • Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi dasar (Baseline Mammogram).
    • Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi silakukan 1 atau 2 tahun sekali.
    • Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setahun sekali.
    USG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi untuk tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium dapat menggunakan foto thoraks, USG abdomen, Bone Scanning (Scan tulang) dan CT Scan.
Pengobatan

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinis penyakit, yaitu :
  • Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan merekonstruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium kanker dapat disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker payudara ditemukan kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar. Jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker payudara yaitu :
Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu :
  • Modified Radycal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
  • Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tanpa kelenjar di ketiak.
  • Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara. b). Pengangkatan Kelenjar Getah Bening (KGB) Ketiak.
Pengangkatan KGB Ketiak dilakukan terhadap penderita kanker payudara yang menyebar tetapi besar tumornya lebih dari 2,5 cm.
  • Terapi Radiasi
    Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
  • Kemoterapi
    Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Obat –obatan ini tidak hanya membunuh sel kanker pada payudara , tetapi juga seluruh sel dalam tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok.
  • Terapi Hormon
    Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi.
  • Pencegahan Tersier
    Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, meneruskan pengobatan serta memberikan dukungan psikologis bagi penderita. Upaya rehabilitasi terhadap penderita kanker payudara dilakukan dalam bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan sosial. Rehabilitasi medik dilakukan untuk mempertahankan keadaan penderita pasca operasi atau pasca terapi lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial diberikan melalui dukungan moral dari orang-orang terdekat dan konseling dari petugas kesehatan maupun tokoh agama.

     

     

     

17 komentar:

  1. nice blog,,,,
    mau tanya nih,,,qta dr kel 4...
    apa yg dimaksud dengan flonoid dan genestein?
    tq...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin yang dimaksudkan flonoid disini adalah Flavonoid dan genestein: yaitu sejenis senyawa kimia yng tidak hanya terdapat pada kedelai, flavonoid ini juga terdapat pada daun sambiloto dan temu putih/kunir putih, yang seperti diatas dikatakan, dapat mencegah pertumbuhan sel kanker...

      Hapus
    2. terima kasih atas perTanyaan.a
      genestein Adalah saTu JenIs IsoFlaVon .SedanG ISoFlavon SendiRi Berarty salah Satu KanduNgan Gizi Yang TerdaPAt Pada KAcang KAcangan TerUtamA Pada Kedelai...Genestein BerManFaat UntuK menGonTrOl JumLah Lemak Dalam TuBuh....

      sedaNg floNoid terSeBuT telah Di Jelaskan diatas...

      Hapus
  2. assalamu'alaykum kami dr kel. 1 ingin menanyakan, pd penjabaran materi di atas di jelaskan bahwa pd wanita menyusui jg dpt terkena kanker payudara, mohon di jlzkan patofisiologiny? apakah dengan isapan bayi, dapat memicu kanker pd payudara?sedangkan apabila payudara yg tidak di susukan mengakibatkan penyakit lainny seperti mastitis dan bagaimana upaya untuk seorang ibu yg ingin menyusui namun tetap tercegah dr penyakit tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumussalam warohmatulloh...

      ihhhhh,,,,,,pertanyaannya seperti buah SIMALAKAMA...
      Dr. Anne McTiernan dan Fred
      Hutchinson dari pusat penelitian di Seattle, Washington mengatakan Menyusui
      merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko terjadinya kanker payudara10 . Wanita
      yang menyusui risiko terkena kanker payudara lebih kecil dibandingkan dengan wanita
      yang tidak menyusui sebab dengan menyusui paparan terhadap estrogen dapat dikurangi
      yang merupakan salah satu penyebab Kanker Payudara

      Hapus
  3. kelompok 4
    Lebih dari 70% dari wanita yang terdiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor resiko yang dapat terindikasi mengapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukankah diatas juga disebutkan bahwa, penyebab kanker sendiri belum diketahui???
      yang namanya predisposisikan bukan penyebab mutlak...

      Hapus
    2. TerIma Kasih Bu Marmi Ku Yang TerSayanG....

      Hapus
  4. kelompok 4
    tlng jelaskan maksud dr GEN BRCA?
    trima kasih,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. ikut gabung ya : BRCA1 (kanker payudara 1, onset dini) adalah gen penekan tumor manusia, yang menghasilkan protein, yang disebut kanker payudara tipe 1 protein kerentanan. Hal ini ditemukan dalam sel-sel payudara dan jaringan lainnya, di mana ia membantu perbaikan DNA yang rusak, dan menghancurkan sel bila DNA tidak dapat diperbaiki. Jika BRCA1 sendiri rusak, DNA yang rusak dapat membiarkan sel menggandakan tanpa kontrol, dan berubah menjadi kanker.
      intinya gen brca adalah gen yang berfungsi mencegah pertumbuhan tumor, jika gen ini rusak maka pertumbuhan tumor akan semakin tidak terkontrol sehingga dapat menyebabkan kanker...

      Hapus
    2. terima kasih bu Marmi...
      jawaBan iBu HampIr Sama deNgan Jawaban Yang KAmi Dapat....
      gen penekan tumor manusia, yang menghasilkan protein, yang disebut kanker payudara tipe 1 protein kerentanan. Hal ini ditemukan dalam sel-sel payudara dan jaringan lainnya, di mana ia membantu perbaikan DNA yang rusak, dan menghancurkan sel bila DNA tidak dapat diperbaiki. Jika BRCA1 sendiri rusak, DNA yang rusak dapat membiarkan sel menggandakan tanpa kontrol, dan berubah menjadi kanker.

      Protein yang dikode oleh gen BRCA1 menggabungkan dengan penekan tumor lain, sensor kerusakan DNA, dan transduser sinyal untuk membentuk kompleks multi-subunit protein besar yang dikenal sebagai surveilans BRCA1 terkait genom kompleks (BASC).

      Hapus
  5. afwan nih, kami dari kelompok 6 mau tanya....
    ko bisa pada usia menarche mempunyai resiko lebih tinggi mengidap kanker payudara.... patofisiologinya gimana??? makasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf, mungkin yang anda maksudkan adalah usia menarche dini, perlu diketahui bahwa seorang wanita yang mengalami menarche dini maka wanita akan mengalami siklus estrogen sepanjang daur kehidupan lebih lama. hormon estrogen ini akan merangsang pertumbuhan duktus dalam kelenjar payudara.keterpajanan lebih lama dari hormon estrogen dapat menyebabkan perubahan dari sel-sel duktus kelenjar payudara. perubahan itu dapat berupa proliferasi dan hipertropi yang abnormal sehingga pada akhirnya dapat berubah menjadi kanker.

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Assalamualaikum...
    mau tanya nich,,,,
    dlm pemaparan patofisiologi kanker payudara kita menemukan sebuah petikan tulisan "Keganasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya". hhmm... maksud dari sel2 normal itu seperti apa??? bisa dijelaskan lebih spesifik lagi kah (patofisiologi nya),,, jazakumullahu khairan..

    BalasHapus
  8. Assalam.mau tanya penjelasan mengenai patofisiologi terjadinya kanker poayuda ra dengan tinggi badan dan ukuran payudara yang besar dapat meningkatkan resiko kanker payudara ???? Dan hubungan kanker payudara ditinjau dri faktor geografi, budaya dan tradisi yg menjadi faktor resiko kanker payudara???? Thankzz ya teman teman....

    BalasHapus
  9. terimkasih banyak, pembahasan yang bermanfaat

    http://cv-pengobatan.com/pengobatan-alami-kanker-payudara/

    BalasHapus