Pages

Rabu, 07 November 2012

MASTITIS




 



 


 


 

            A.    Pengertian Mastitis

Istilah untuk payudara yang melenting, keadaan ini banyak di jumpai akan tetapi dalam   perawatan yan benar, keadaan ini akan menjadi parah dan tidak membahayakan payudara atau bayi anda.(Pitaloka, 2001).

                   Mastitis adalah infeksi bakteri pada bagian atau seluruh bagian payudara. Mastitis biasanya dikaitkan dengan payudara yang keras, bengkak, berwarna merah, dan rasa sakit di bagian payudara. Banyak perempuan yang di Diagnosis mengalami mastitis karena mereka mengalami gejala seperti flu dan demam, tanpa adanya perubahan pada payudara. (Newman, 2008).

                   Mastitis adalah istilah yang digunakan untuk infeksi payudara sebagai zat bagian penyumbatan satu atau lebih saluran ASI dari unit produksi ASI. (dr. Ramaiah, 2007)    


 

               Dari beberapa defenisi mastitis tersebut diatas penulis menyimpulkan bahwa mastitis adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman terutama Stepilococus abrous, melalui luka umumnya menyerang wanita pasca persalinan hingga 3 bulan masa menyusui.


 

            B.     Gejala

                   Gejala hampir sama dengan payudara yang membengkak karena sumbatan saluran ASI pada mastitis antara lain : payudara terasa nyeri, teraba keras, tampak kemerahan. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah – pecah, dan badan terasa demam seperti hendak flu, bila terkena sumbatan tanpa infeksi, biasanya di badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian keras dan nyeri serta merah. Namun terkadang dua hal tersebut sulit untuk dibedakan, gampangnya bila didapat sumbatan pada saluran ASI, namun tidak terasa nyeri pada payudara, dan permukaan kulit tidak pecah – pecah maka hal itu bukan mastitis. Bila terasa sakit pada payudara namun tidak disertai adanya bagian payudara yang mengeras, maka hal tersebut bukan mastitis. (Pitaloka, 2001).


 

             C.     Faktor Predisposisi

                Faktor predisposisi ada sejumlah faktor yang telah di duga dapat meningkatkan resiko mastitis. Sebagian besar bukti yang ada tetap bersifat anerkat. Faktor – faktor tersebut kurang penting bila dibandingkan dengan teknik menyusui yaitu : kenyataan yang baik dan pengeluaran ASI yang genetik. (Bertha, 2002)

                   Teknik menyusui yang buruk mengakibatkan pengeluaran ASI yang tidak efisien, pekerjaan diluar rumah yang menyebabkan interval menyusui yang panjang sehingga kekurangan waktu untuk pengeluaran ASI yang adekuat dan trauma pada payudara karena penyebab apapun yang dapat merusak jaringan kelenjar dan saluran susu sehingga dapat menyebabkan mastitis (Sally I, 2003).

                   Mastitis diakibatkan oleh bakteri yang memasuki payudara melalui kulit puting susu yang retak atau melalui lubang bukaan saluran susu pada puting susu. Bakteri pada permukaan kulit dan mulut bayi memasuki saluran susu dan berkembang biak, sehingga menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan payudara karena infeksi.


 

            D. Patofisiologi

Mastitis adalah suatu inflamasi atau infeksi jaringan payudara dan terjadi paling umum. Pada payudara wanita yang menyusui,meskipun halini dapat terjadi pada wanita yang tidak menyusui. Infeksi dapat terjadi akibat perpindahan mikroorganisme ke payudara oleh tangan pasien atau tangan pemberi perawatan atau dari bayi menyusui yang mengalami infeksi oral, mata atau kulit. Mastitis dapat juga disebabkan oleh organisme yang ditularkan melalui darah. Sejalan berkembangnya inflamasi, terjadi infeksi pada duktus, sehingga menyebabkan stagnasi ASI pada satu lobus atau lebih. Tekstur payudara menjadi keras atau memadat, dan pasien mengeluarkan nyeri pekak pada regio yang terkena. Puting susu yang mengeluarkan rabas material purulen, serum atau darah harus diperiksakan.


 

             E. Jenis – Jenis Mastitis

Ada 4 jenis mastitis yaitu mastitis puerparalis epidemic, mastitis maninfeksosa, mastitis subklinis. Mastitis infeksiosa. Ke empat jenis ini muncul dalam kondisi yang juga berbeda. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Mastitis Puerparalis Epidemik

Mastitis puerparalis epidemic ini biasanya timbul bila pertama kali bayi dan ibunya terpajan pada organisme yang tidak dikenal atau verulen. Masalah ini paling sering terjadi di rumah sakit, dari infeksi silang atau bekesinambungan strain resisten.

  • Mastitis Moninfesiosa

Mastitis moninfeksiosa bila ASI tidak keluar dari sebagian atau seluruh payudara, produksi ASI melambat dan aliran terhenti, namun proses ini membutuhkan waktu beberapa hari dan tidak akan selesai dalam 2 – 3 minggu. Untuk sementara waktu, akumulasi ASI dapat menyebabkan respons peradangan

  • Mastitis Subklinis

Mastitis subklinis telah diuraikan sebuah kondisi yang disebut mastitis subklinis. Dapat disertai dengan pengeluaran ASI yang tidak adekuat, sehingga produksi ASI sangat berkurang sampai sampai di bawah 400 ml/hari.

  • Mastitis Infeksiosa

Mastitis infeksiosa terjadi bila siasis ASI tidak sembuh dan proteksi oleh faktor imun dalam ASI dan oleh respons – respons inflamasi. Secara formal ASI segar bukan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. (Bertha, 2002).


 

         E.  Cara Pengobatan

Pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika, mintalah pada dokter antibiotika yang    baik dan aman untuk ibu yang menyusui, selain itu bila badan terasa panas, ibu dapat minum obat turun panas, kemudian untuk bagian payudara yang terasa keras dan nyeri, dapat di kompres dengan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri.

Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit, istirahat yang cukup amat perlu mengembalikan kondisi tubuh menjadi sehat kembali. Di samping itu makan dan minum yang bergizi, minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam, biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan ibu akan mampu beraktivitas seperti semula.(Newman, 2008).


 

          F. Pencegahan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko mastitis dengan cara sbb:

    1)      Susui bayi segera dan sesering mungkin. Bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan   cara menyusui langsung pada bayi. Kalaupun bayi belum lapar, keluarkan ASI dengan cara diperah atau dipompa sehingga pengeluaran ASI tetap lancar.

     2)      Jaga kebersihan sekitar puting dan payudara. Selesai menyusui, bersihkan puting dengan menggunakan kapas yang dibasahi air matang. Keringkan puting dengan handuk agar suasana di sekitarnya tak lembap. Kelembapan akan memudahkan kuman berkembang biak.

     3)      Jangan membersihkan puting dengan sabun. Kandungan soda pada sabun dapat membuat kulit menjadi kering sehingga mudah terjadi iritasi seperti lecet atau luka bila disusu bayi.

      4)      Puting yang luka harus tetap dibersihkan sehabis diisap bayi.

     5)    Pilih bra khusus untuk ibu menyusui dengan bahan yang menyerap keringat. Jangan gunakan bra yang terlalu menekan payudara. Demi menjaga higienitas daerah payudara, ganti bra sesering mungkin setiap kali basah karena keringat atau setelah dipakai seharian


 

             Ada beberapa hal yang harus dihindari karena dapat mengganggu membatasi atau mengurangi jumlah isapan dalam proses menyusui dan juga meningkatkan resiko stasis ASI antara lain :

1.      Penggunaan dot

2.      Pemberian makanan dan minuman lain pada bayi pada bulan-bulan pertama terutama dari botol susu.

3.      Tindakan melepaskan bayi dari payudara pertama sebelum ia siap untuk menghisap payudara yang lain.

4.      Beban kerja yang berat atau penuh tekanan.

5.      Kealpaan menyusui, termasuk bila bayi mulai tidur sepanjang malam.

6.      Trauma pada payudara, karena kekerasan atau penyebab lain.

Hal-hal tersebut harus dihindari atau sedapat mungkin ibu dilindungi darinya; tetapi bila tidak terhindarkan, ibu dapat mencegah mastitis bila ia melakukan perawatan ekstra pada payudara.


      Tau ga siih?


 

Apa yang perlu Anda lakukan bila terjadi mastitis?

 Ø  Segera anda berkonsultasi dengan dokter anda. Dokter biasanya akan memberikan antibiotik (pastikan antibiotik tersebut aman dan tidak memiliki efek samping bagi bayi anda). Anda juga disarankan agar beristirahat dan melakukan pengompresan. Bila ditangani secara cepat dan tepat, mastitis tidak akan berlangsung lama. Anda pun tidak perlu berhenti menyusui selama anda terkena mastitis - kecuali disarankan oleh dokter anda. Cara terbaik menghindari mastitis adalah dengan beristirahat secara cukup, menjalankan pola makan yang sehat serta menata diet yang seimbang selama menyusui. Bila hal-hal tadi kurang anda perhatikan, maka tubuh anda akan rentan terhadap infeksi, salah satunya adalah mastitis.

     Apakah mastitis akan memiliki dampak buruk kepada bayi anda?

Ø  Meski terasa sakit saat terserang mastitis, gangguan ini tidak akan membawa dampak negatif bagi bayi anda. Kendatipun kuman - pada infektif mastitis - mungkin berasal dari mulut bayi anda, anda tidak perlu cemas kuman tersebut akan mengganggu bayi anda. (Sumber: 1001 Tentang Merawat Si Kecil, Ilustrasi: CaritasNorwood.ORG)

15 komentar:

  1. assalamu'alaikum ukhty......
    numpang TaNya Ni....
    Klo Anti Biotik Yank Di BerIkan Untuk Ibu Mastitis dalam masa Nifas Apa YacH?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. bila perlu berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.

      -terimakasih

      Hapus
  2. Stepilococus abrous,dikatakan pada artikel diatas sebagai salah satu bakteri penyebab mastitis?
    mohon penjelasanannya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Afwan ,, ralat seharusnya Staphylococcus aureus bukan abrous,, bakteri ini berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).

      Hapus
  3. Mastitis infeksiosa terjadi bila siasis ASI tidak sembuh dan proteksi oleh faktor imun dalam ASI dan oleh respons – respons inflamasi.
    apasih "siasi" itu???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Afwan ralat,, bukan siasi tapi STASIS,, stasis Asi maksudnya upaya pengeluaran ASI dengan cara memerah

      Hapus
  4. afwan... kita mau nanya nih..
    pada patofisiologi tadi telah di sebutkan jika pasien mengeluarkan nyeri peka pada regio yang terkena, maksudnya dari pernytaan tersebut apa ya???
    makasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. nyeri pada regio itu adalah rasa nyeri pada daerah lokal yang terkena infeksi mastitis

      Hapus
  5. Bolehkah menyusui pada saat mastitis???
    mohon penjelasannya...
    thanks,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf mb sekedar nambahin ya hahahaha
      penatalaksanaan pada mastitiskan memang di sarankan dokter untuk lebih sering menyusukan pada bayinya.....
      hehehe dan di atas juga sudah di jelaskan secara gamblang dan berulang ulang heheheheh

      Hapus
    2. Apabila mastitis sudah diberikan pengobatan tidak perlu khawatir. kegiatan menyusui dapat dimulai pada payudara yang sehat, lalu dilanjutkan dengan payudara yang sedang bermasalah, sebelumnya kompres dengan handuk dan air hangat untuk meringankan sakit dan memperlancar ASI pada payudara tersebut. Sebaiknya tidak melewatkan waktu menyusui dan tetap memberikan susu kepada bayi agar tidak terjadi penumpukan ASI yang dapat menyebabkan mastitis nantinya. Lanjutkan pengobatan, apabila setelah obat habis dan mastitis masih terjadi, kunjungi dokter spesialis kandungan anda untuk kelanjutan pengobatan.
      khususnya jika mastitis bertambah parah...
      misalnya sampai keluar darah dan nanah berlebihan, maka perlu dilakukan sedikit insisi untk mengeluarkan nanah tersebut. selama proses ini, ASI tetap harus dikeluarkan dengan cara manual...
      segera setalah mulai membaik, proses menyusui dapat segera dimulai.

      Hapus
  6. tetep teruskan menyusui pada payudara yang sakit dan apabila terasa amat sakit tetap lanjutkan pada payudara yang tidak sakit. setelah rasa sakitnya berkurang baru susui bayi pada payudara yang terkena mastitis.
    kurang lebih seperti itu.. syukrn :)

    BalasHapus
  7. Faktor predisposisi ada sejumlah faktor yang telah di duga dapat meningkatkan resiko mastitis. Sebagian besar bukti yang ada tetap bersifat anerkat. kami dari kelompok 2. apa maksudnya bersifat anerkat???

    BalasHapus
  8. Asslamualaikum..
    Anyeong :)
    Ukhti,, gimana dengan ibu yang memiliki faktor resiko kanker payudara,, apa tidak apa apa jika disusukan..???
    Tapi jika tidak disusukan dapat terjadi mastitis...
    Bagaimana..???

    BalasHapus